Monday, July 9, 2012

sekedar catatan galau


hujan malam ini
tentu bukan sebuah bukti kesedihan
dari pesta yang kamu dapatkan kemarin sore

siapapun yang datang…
baik dari kutub selatan, atau kutub utara
sambut dengan sekedarnya…
seperti senyum sinisku yang biasa
seperti tatapan sayu matamu
dicermin yang buram

makin deras hujan malam ini.
sebait, sebatang, sepohon puisi, apalah artinya
meski telah kau deklamasikan dengan seksama
kita ini manusia purba ; malas berpikir panjang
jadi, pesta kemarin, lupakan saja

bila yang datang malam ini. ditengah deras hujan
adalah bidadari dari surga, pastikan itu hanya
khayalanku saja. atau tak lebih dari seorang pembual
lewat kata-kata, berpura-pura menjadi penyair
berpura-pura menulis puisi…

kdg, juli 2012

Sunday, June 10, 2012

Mimpi


Dalam mimpi, cinta tumbuh jadi bunga mawar
Lalu, batangnya penuh duri itu, ke dalam bumi ia menghujam
Keatas langit, terus memanjang, sampai lebih dari batas
Langit ketujuh…

Jika aku mimpi, lepaskan  cinta di dasar tak bertepi
Jika aku cinta, biarkan terbang tinggi setiap mimpi
Jika hanya sekedar  bermimpi, jadilah itu hanya sekedar
Takdir anak manusia dimuka bumi
Jika hanya sekedar cinta, jadikan aku seorang pemimpi
Yang terbang, hendak menggapai bintang-bintang

Mimpi adalah kisah paling indah dari segala kisah
Cinta adalah cerita paling indah dari segala cerita
Jika cinta adalah kisah terindah dalam mimpi
Ceritakan kisahku sebagai seorang pemimpi
Paling ulung disegala muka bumi dan atas langit

10-06-2012

Monday, May 28, 2012

Puisi : Subuh


Mengingau
Seperti kabar angin yang datang
Segalanya menjadi bayang-bayang
Di siluet yang buram

Di atas ranjang, kantuk kembali menyerang
Ah, sebelum benar-benar ke alam mimpi
Melupa untuk merapal do’a
Melupa kepada cangkir kopi
Melupa segala hal di kamar ini

Sesudah mengigau
Apa yang kuingat adalah
Bukan namamu
Tapi sinar matahari pagi ini
Adakah akan bersinar terang ?

28/05/2012

Sunday, April 8, 2012

seperti dalam puisiku dulu

ketika,
suatu sore tanpa gerimis
jalan-jalan yang tenang
dan cemara berderai riang
masih jatuh daun kapuk randu
masih hijau hamparan rerumputan

langkah-langkah kaki kita
menapak jejak-jejak ingatan
suatu kenangan seperti
dalam puisiku dulu

-03-01-2005

Monday, April 2, 2012

puisi : menunggu senja, kandangan dalam puisi

ada sunyi dalam sisa-sisa hujan

dedaunan basah dan jalanan yang tampak sepi
kandangan, menjelang senja
menyiratkan makna

pada puisi
sejumput kata
dirangkai dalam bait
dan kugubah
larik sajak orang galau
saat kecamuk pikiran ini
ganas menghablur perasaan

menunggu senja
kandangan, sejenak meredam sepi
di lampu warna-warni jalanan
ku ibaratkan juga setengah kehidupanku
yang kini tampak warna-warni
tapi tampak temaram dan kusam

dalam lamat-lamat
gelap mulai merayapi sisa hujan
senja di kandangan
menjadi kekal dalam ingatan dan puisi

Monday, March 26, 2012

sajak angin dari arah utara

sesungguhnya…
kita selalu kehilangan cinta
setiap hembusan angin
yang datang dari arah utara

kawan, angin dari utara akan selalu ada
itu sudah menjadi kisah dari seribu tahun lampau
yang bermula dari pegunungan tandus
disaat pagi, ketika matahari baru meninggi
dan kicau burung mematahkan ranting-ranting
pepohonan…
angin itu datang perlahan saja
menyusup di atas rerumputan, membelai ilalang
menarikan dedaunan
hingga menyelimuti setiap dusun dan kampung
bila sampai ke kota, ia akan berhenti di tepian jendela
dan menyapa : mana cintamu, mana kekasihmu…

untuk menjawabnya, kawan
letakkan saja sebuah cermin dan katakan :
“cintaku ada di dalam cermin
kasihku ada di dalam cermin
masuklah ke dalam cermin”

sesungguhnya, kawan
didalam cermin, angin utara
akan menemukan cinta dan kekasihnya…

kdg, 26/03/2012

Thursday, January 26, 2012

dalam bait puisiku

bagaimana aku bisa menulis namamu dalam bait puisiku
wahai tangis hujan. kamu bukan matahari
kamu bukan ilalang, kamu bukan juga burung merpati

selayaknya akulah yang jadi roh dalam sajakmu
karena aku adalah rembulan, aku hamparan rumput menghijau
aku si burung dara

orang lain telah menggores dinding zaman
abadikan sunyi... kekalkan mimpi dan
kultuskan langit
kita disini masih bertengkar
mendefinisikan kata
meracaukan kalimat
merumuskan bahasa prosa

aku bukan orang yang punya mental kuat
dan sajak demi sajak dalam syairku
bukan syair deklamasi yang bisa diorasi
dengan garang...

kdg, 26 januari 2012

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More